Lepaskan Kepalanmu

Lepaskan Kepalanmu

Di suatu hutan,
hiduplah sekelompok monyet.

Pada suatu hari tatkala mereka tengah bermain,
tampak oleh mereka sebuah toples kaca berleher panjang & sempit yg bagian bawahnya tertanam di tanah.

Di dasar toples itu ada kacang yg sudah di bubuhi dgn aroma yg di sukai monyet.

Rupanya toples itu adalah perangkap yg di taruh di sana oleh seorang pemburu.

Salah seekor monyet muda mendekat & memasukkan tangannya ke dalam toples untuk mengambil kacang² tsb.

Akan tetapi,
tangannya yg terkepal menggenggam kacang tidak dapat di keluarkan dari sana,
karena kepalan tangannya lebih besar daripada ukuran leher toples itu.

Monyet ini me-ronta² untuk mengeluarkan tangannya itu,
namun tetap saja gagal.

Seekor monyet tua menasihati monyet muda itu,
“Lepaskanlah kepalanmu atas kacang² itu,
engkau akan bebas dengan mudah !!!”

Namun monyet muda itu tidak mengindahkan anjuran tsb,
tetap saja ia bersikeras menggenggam kacang itu.

Beberapa saat kemudian,
sang pemburu datang dari kejauhan.

Sang monyet tua kembali meneriakkan nasihatnya,
“Lepaskanlah kepalanmu sekarang juga agar engkau bebas !!!”

Monyet muda itu ketakutan,
namun tetap saja ia bersikeras untuk mengambil kacang itu.

Akhirnya,
ia tertangkap oleh sang pemburu…

Demikianlah, kadang kita juga sering mencengkeram & tidak rela melepaskan hal² yg sepatutnya kita lepaskan:
kemarahan, kebencian, iri hati, ketamakan, dsb.

Apabila kita tetap tidak bersedia melepas,
tatkala kematian datang “menangkap” kita,
semuanya sudah terlambat.

Bukankah lebih mudah jika kita melepaskan setiap masalah yg lampau & menatap hari esok dgn lebih cerah?

Bukankah dunia akan menjadi lebih indah jika kita bisa melepaskan “kepalan” kita & membagi kebahagiaan dgn orang lain?

”Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan Tuhan,
tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka.”
(Amsal 28:14)

Goϑ blešš Yoυ

Tinggalkan komentar